Baru saja kelam beranjak saat jarum jam menunjukkan pukul 5 pagi. Jendela besar kamar kosku yang sedikit gelap tidak memperlihatkan perubahan yang berarti di luar sana. Bergegas aku keluar melihat sekeliling. Subhanallah…semuanya berdebu, atap, halaman, motor, jemuran, daun, dan apa saja yang terbuka. Hehe.. ini benar-benar sabtu pagi yang berdebu. Hal pertama yang harus di-hunting adalah sarapan. Bersyukur ibu sebelah kos masih menyediakan sarapan komplit. Dengan suasana yang sedikit berbeda, karena lebih rame dari biasanya plus wajah-wajah yang bermasker ria dan berdebu. Jadilah hari itu hari “must stay at kost”, padahal rencananya mo nyari kosan baru trus ke kampus, so… terpaksa dibatalkan. Debunya membuat mata perih, dan maskernya juga tidak nyaman. Berbicara tentang debu, debu yang datang dari tempat yang jauh, terbang hingga kesini bersama angin, lalu hinggap dimana saja, dan membuat rame berita di berbagai media. Hp-ku juga rame, banyak yang nanyain kabar, mulai dari ibuku, uni, uda, teman-teman kantor, hehe… kok malah jadi seru. Sebaran debu dari-Nya ternyata dapat menunjukkan betapa rapuhnya kita. Maka sebelum sesuatu yang lebih buruk dari debu hadir, yuk… jadi pribadi lebih baik...
Ini Sabtu 30 Oktober 2010, diantara debu Merapi-Yogyakarta.


2 comments:
diantara debu, ada hikmah hikmah yang ikut berserakan. semoga kita bisa sama sama mengambilnya dan menjadi baik dengannya
Amin..semoga Merapi bisa kembali tenang..
Posting Komentar